Partai LDP Jepang Menang Pemilu setelah Abe Meninggal – DW – 11.07.2022
  1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikJepang

Partai LDP Jepang Menang Pemilu setelah Abe Meninggal

11 Juli 2022

Koalisi partai penguasa telah mengamankan kursi mayoritas di majelis tinggi, tiga hari setelah mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meninggal akibat ditembak di acara kampanye.

https://p.dw.com/p/4Dw5F
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan terus menjabat hingga pemilu 2025Foto: Toru Hanai/AFP/Getty Images

Mendiang mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dari Partai Demokrat Liberal (LDP) meraih kemenangan setelah pemungutan suara parlemen pada hari Minggu (10/07). LDP mengamankan 63 kursi, melampaui setengah dari 125 kursi yang diperebutkan di majelis tinggi, menurut laporan media lokal. Blok konservatif yang berkuasa, yang juga termasuk mitra koalisi LDP, Komeito, kini akan memiliki 75 kursi di majelis.

"Sangat penting bagi kami untuk menyelenggarakan pemilihan ini bersama-sama, pada saat tindakan kekerasan telah mengguncang pondasi pemilihan," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, anak didik Abe.

Partai LDP menangkan pemilu Jepang 

LDP diperkirakan akan menerima lonjakan dukungan setelah insiden pembunuhan Abe.

"Kami baru saja kehilangan Pak Abe. Saya ingin LDP memenangkan banyak suara sehingga mereka dapat menjalankan negara ini secara stabil," ujar seorang pensiunan Sakae Fujishiro, 67 tahun, kepada kantor berita Reuters saat memberikan suaranya untuk partai penguasa di pemilihan di distrik Edogawa timur Tokyo.

Baru minggu lalu, jajak pendapat menunjukkan bahwa LDP memenangkan di bawah setengah dari total kursi yang tersedia. Namun, jajak pendapat terbaru memperkirakan bahwa pemungutan suara hari Minggu (10/07) akan memperkuat kekuasaan Kishida, menempatkannya pada posisi yang lebih baik untuk "tiga tahun emas", di mana ia tidak akan menghadapi pemilihan lebih lanjut.

Namun, perdana menteri konservatif harus menghadapi kenaikan harga dan krisis energi setelah gelombang panas awal musim panas lalu menyebabkan krisis listrik.

Warga Jepang meberikan doa dan mendatangi lokasi di mana mantan Perdana Menteri Shinzo Abe ditembak saat menyampaikan pidatonya.
Polisi Nara telah mengakui bahwa ada celah keamanan yang seharusnya bisa lebih baik pada saat acara kampanye di mana Abe terbunuhFoto: Kyodo News via AP/picture alliance

Terdapat celah keamanan dalam insiden pembunuhan Abe

Pihak berwenang Jepang telah mengakui bahwa ada "masalah dengan penjagaan dan langkah-langkah keamanan" selama acara kampanye berlangsung, saat Abe ditembak mati di tengah berpidato. Polisi menjanjikan akan melakukan penyelidikan secara lebih menyeluruh.

"Selama bertahun-tahun sejak saya menjadi perwira polisi pada 1995 ... tidak ada penyesalan yang lebih besar dari ini," kata Kepala Kepolisian Daerah Nara Tomoaki Onizuka dalam jumpa pers pada Sabtu (09/07) malam.

Polisi Nara mengumumkan bahwa mereka telah melakukan penyitaan terhadap barang-barang milik tersangka pembunuhan, yakni sepeda motor dan kendaraan pribadi lainnya. Tersangka berusia 41 tahun itu mengaku bahwa dia menggunakan papan kayu yang diambil dari kendaraan pribadinya untuk menguji coba senjata rakitan yang ia gunakan untuk menyerang Abe.

Dia mengatakan serangan itu membutuhkan perencanaan berbulan-bulan. Tersangka penembakan juga mengatakan bahwa motif penyerangannya merupakan tanggapan terhadap dugaan adanya hubungan Abe dengan sekelompok agama yang dituduh oleh tersangka sebagai penyebab kesengsaraan keuangan ibunya.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken telah menjadwalkan pemberhentiannya di Tokyo pada hari Senin (11/07) untuk menyampaikan belasungkawanya atas kematian Abe secara langsung.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga kini tengah berada di Jepang. Dia mengunjungi monumen peringatan bom nuklir Nagasaki pada hari Minggu (10/07) dan akan berada di Tokyo hingga hari Senin (11/07).

kp/ha (AFP, Reuters)